ALAIMBELONG.ID – Jakarta. Hanya berselang beberapa saat usai aplikasi pesan WhatsApp mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan penggunanya menyetujui seluruh informasi dan data dari para pengguna akan dibagikan ke perusahaan induknya, Facebook. Pengguna Telegram mengalami lonjakan yang sangat signifikan.
Kabar melonjaknya pengguna Telegram ini dikonfirmasi langsung oleh pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov di channelTelegramnya sebagaimana dikutip KOMPAS.com, Rabu (13/12021)
“Pada minggu pertama Januari, Telegram melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan, yang mana 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke telegram dalam 72 jam terakhir,”tulis Durov di channel Telegramnya.
Menurut Durov, angka pertumbuhan pengguna Telegram ini jauh lebih signifikan dari lonjakan jumlah unduhan pada tahun sebelumnya sepanjang sejarah 7 tahun beroperasi. Dimana dari 25 juta pengguna Telegram kali ini lonjakan pengguna baru itu berasal dari berbagai belahan dunia, yakni 38% dark Asia, 27% dari Eropa, 21% dari Amerika Latin, dan 8% dari Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Atas capaian tersebut, pria Rusia ini mengungkapkan bahwa Telegram kini menjadi bagi mereka yang mencari platform komunikasi yang berkomitmen pada privasi dan keamanan pengguna.
“Kami mengambil tanggungjawab ini dengan sangat serius. Kami tidak akan mengecewakan anda. Semua fitur yang saat ini gratis akan tetap gratis, dan kami tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun,”ungkapnya.
Telegram juga mengklaim tidak memberikan data pribadi penggunanya kepada pihak ketiga, serta mengklaim setiap obrolan di Telegram telah dienkripsi secara aman sejak aplikasi pertama diluncurkan. Karena sistem perlindungan data Telegram didukung oleh dua lapisan enkripsi yaitu Secret Chats yang end-to-end dan Cloud Chats yang juga menawarkan penyimpanan cloud yang aman dan terdistribusi secara real-time.
Enkripsi server-client Telegram digunakan pada Cloud Chats (obrolan pribadi dan grup), sementara bagi mereka yang membutuhkan privasi lebih, bisa menggunakan Secret Chats. Telegram juga menyarankan pengguna menggunakan Secret Chats untuk informasi sensitif dan sebaiknya dengan mengatur self-destruct timer. Sedangkan fitur untuk mengunci aplikasi pengguna dapat mengaktifkan verifikasi 2 Langkah dan menyiapkan kode sandi yang kuat melalui setelan pengguna.
Lonjakan unduhan Telegram ini disebut menunjukkan publik kini semakin memahami arti pentingnya data pribadi dan tidak bersedia menukarkan privasinya untuk digunakan oleh platform komunikasi yang menjual data pribadi untuk kepentingan bisnis.
Hal ini seperti diungkapkan menteri Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Plate usai melakukan pertemuan dengan pihak WhatsApp/Facebook Asia Pacific Region terkait kebijakan privasi baru platform pesan tersebut seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin pekan lalu.
Dikatakannya Kominfo memberikan perhatian serius atas tanggapan masyarakat soal perubahan kebijakan privasi WhatsApp yang dimulai 8 Februari 2021 mendatang. Menurutnya ini menunjukkan masyarakat semakin sadar pentingnya perlindungan data pribadi.h
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan data pribadi dalam penggunaan aplikasi informatika,” ujar Johnny.
Karena itu, Kementrian Kominfo meminta penjelasan pihak WhatsApp soal aturan baru itu kepada masyarakat terkait beberapa hal, seperti jenis-jenis data pribadi yang dikumpulkan dan diproses oleh WhatsApp dan dibagikan kepada pihak ketiga. Lalu menjelaskan mengenai tujuan serta dasar kepentingan pemrosesan data pribadi.
Sebelumnya, awal bulan Januari ini WhatsApp mengumumkan akan mengeluarkan kebijakan baru yang mulai berlaku pada tanggal 8 Februari 2021. Aturan baru ini sontak menimbulkan kekhawatiran bagi para pengguna lantaran WhatsApp dinilai tidak melindungi privasi dan data penggunanya.
Melalui notifikasi yang disebarkan kepada para penggunanya, WhatsApp menyebutkan adanya tiga pembaruan penting. Salah satunya, pengguna kini diharuskan menyerahkan data ke Facebook selaku perusahaan induk WhatsApp, jika ingin tetap menggunakan aplikasi tersebut.
Informasi yang kami bagikan ke perusahaan lain di Facebook termasuk informasi registrasi akun Anda (berikut nomor telepon), data transaksi, informasi terkait layanan, informasi interaksi Anda dengan orang lain, tulis WhatsApp pada laman situsnya www.whatsapp.com
“Sebagai bagian dari Perusahaan Facebook, WhatsApp bermitra dengan Facebook untuk menawarkan pengalaman dan integrasi di seluruh keluarga aplikasi dan produk Facebook,” lanjut WhatsApp.
Selain poin berbagi data dengan Facebook, dua poin lainnya dalam perubahan kebijakan privasi WhatsApp berkisar soal pemrosesan data pengguna dan komunikasi dengan pemilik akun bisnis.
Pengguna dipaksa harus menerima persyaratan dan perubahan ini untuk tetap menggunakan akun WhatsApp mereka setelah batas waktu tanggal 8 Februari 2021.
Jika tidak setuju, WhatApp menyebutkan bahwa pengguna bisa menghapus akunnya. “Anda bisa mengunjungi help center kalau lebih suka menghapus akun dan ingin mendapatkan lebih banyak informasi,” tulis WhatsApp dalam notifikasinya. *(RB)