Home » Beranda Nusantara » Tim MRP di Hadang BMP, Maiton : Itu Cara Primitif Kolonial
pasang-iklan-atas

Tim MRP di Hadang BMP, Maiton : Itu Cara Primitif Kolonial

Pembaca : 6
20201117_130951

ALAIMBELONG.ID – Jayapura. Aksi penolakan kehadiran rombongan Majelis Rakyat Papua (MRP) yang akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) wilayah Lapago di Bandara Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua pada Minggu (15/11/2020) pukul 09.00 WIT oleh sekelompok massa dari Barisan Merah Putih (BMP) di kritik oleh banyak pihak di Papua. Salah satunya datang dari Tokoh Muda Papua, Maiton Gurik.

Kepada Alaimbelong.id, Senin (16/11/2020) Alumnus Magister Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta itu menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh kelompok BMP, menurutnya, tindakan ini memalukan sekaligus memilukan, bagaimana dua kelompok anak negeri Papua saling di perhadap-hadapkan untuk berseturu.

“Saya kira ini salah satu bukti konkrit bahwa kita orang Papua gampang dihasut dan dipertentangkan satu sama lain. Mestinya insiden memalukan seperti ini tidak perlu terjadi, kita orang Papua harus bersatu, agar daulat bangsa Papua bisa direngkuh secara utuh” tuturnya.

Lebih lanjut kata Maiton, hadirnya kelompok-kelompok semacam BMP harus di fahami sebagai by design penguasa Indonesia untuk mempolarisasi kesolidan perjuangan Orang Papua hendak menentukan nasib sendiri sebagai bangsa merdeka.

“Kejadian seperti ini sudah lumrah dipraktekan oleh negara-negara kolonial, dan lucunya Indonesia masih pakai cara-cara kampungan semacam ini (devide et impera). Sementara
ULMWP telah mendidik Orang Papua dan meyakinkan dunia Internasional dengan cara yang bermartabat dan elegan” terangnya.

Seperti dikabarkan sebelumnya oleh sejumlah media bahwa Rombongan MRP dari Jayapura yang datang ke Wamena, rencananya akan menggelar RDP Otsus dengan para pemangku kepentingan dari 10 kabupaten di Wilayah Adat Lapago diantaranya Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng), Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya pada 17-18 November 2020. (RB)

Print Friendly, PDF & Email
Berita Terkait