ALAIMBELONG.ID – Luwuk. Sejarawan dan Pemerhati Budaya Banggai, Hasdin Mondika, S. Pd.,M.Si memberikan tantangan kepada seluruh kader Kerukunan Mahasiswa Indonesia Montolutusan Banggai (KaMIMo Banggai) untuk berjuang mengembalikan nama Pulau Peling kenama peradabannya di masa lalu yaitu Gapi. Hal ini disampaikan Hasdin Mondika saat didaulat menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan SESEBA Ke-XV KaMIMo Banggai sebagai anggota kehormatan Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Indonesia Montolutusan Banggai (IKAMIMO BANGGAI), Senin (13/3/2023).
“Kinantauan badaang doi Langgong tukon Piot-piot sasaibino mo beenamo yaku anggaan, mompotoiyan teteba doi lameyan nia,”ucap Hasdin mengawali sambutannya dalam dialeg Banggai.
Menurut Hasdin, diusia yang menjelang 20 tahun, KaMIMo Banggai sebagai organisasi paguyuban dengan geneologi gerakan Kebudayaan, sudah seharusnya KaMIMo Banggai lebih meningkatkan kapasitas gerakan kebudayaan untuk menuju Banggai bangkit.
“Di usia yang sudah hampir 20 tahun, kalo diumpamakan manusia sudah dewasa, maka kapasitas gerakan kebudayaan KaMIMo Banggai ini harus lebih besar dan lebih menantang lagi dalam mengembalikan nilai-nilai kearifan yang selama ini tergerus,”ungkapnya.
Hasdin berkisah, dimasa lalu ketika kerajaan terbesar di Pulau Gapi yaitu Kerajaan Bongganan runtuh oleh serangan Kerajaan Gowa dan Pangeran Adi Lambal Polambal pergi menyelamatkan diri ke Tano Bolukan (Pulau Banggai-red) lalu setelah diberi kekuasaan disana, bersama para raja-raja kecil kemudian bersepakat mengabadikan nama Gapi di Tano Bolukan sebagai upaya menjaga eksistensi akar peradaban bangsa Banggai, maka generasi muda Banggai harus memiliki semangat dan tanggungjawab yang sama untuk mengembalikan eksistensi akar sejarah tersebut.
“Saya memberikan tantangan kepada kader KaMIMo Banggai dan tentunya kepada para Langgong di IKAMIMO BANGGAI untuk berjuang mengembalikan nama GAPI sebagai nama Pulau Peling yang bersejarah dan sesungguhnya. Karena dari sanalah sejarah peradaban Banggapi, nama asal-usul bangsa Banggai itu dimulai,”ujarnya.
Lebih lanjut kata Hasdin, misi kebanggkitan itu harus dimulai dengan memulihkan kembali semua nilai dan semangat peradaban pada konteksnya. “Misi Kebangkitan Banggai itu harus dimulai dengan memulihkan akar sejarah dan tata nilai yang ditinggalkannya, karena itu adalah identitas dan kepribadian bangsa Banggai. Coba bayangkan kalo nilai-nilai kearifan seperti Totuukon Sangkap itu dapat diinternalusasi kembali dan diamalkan maka kita di Banggai ini tidak membutuhkan KPK, karena moralitas nilai Tuu-Tu itu sudah pernah teruji di masa lalu,”pungkasnya. *(RB)