ALAIMBELONG.ID – Salakan. Anti Corruption Film Festival (ACFFEST 2021) atau Festival Film Anti Korupsi tahun 2021 menjadi ajang pembuktian kualitas bagi crew rumah produksi seni Bonua Picture Banggai Kepulauan (BanggaiKep) yang digawangi oleh Hendro Ariwibowo.
Pasalnya, Festival Film Anti Korupsi tahun 2021 yang digelar di Jakarta oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dan ikuti 455 film, menempatkan film pendek karya Bonua Picture berjudul “Sikola Sasake” meraih juara ke-II yang diumumkan secara live di KompasTV, Sabtu (4/12).
Kepada media Alaimbelong.id, Sutradara film itu, Hendro Ariwibowo yang ditemui usai acara nonton bareng malam Inagurasi ACFFEST 2021 di sekretariat RMP BanggaiKep, mengaku bersyukur dengan pencapain tersebut.
“Tentu kami senang dengan hasil ini, karena ada 455 film yang masuk dalam kompetisi ini dan syukur alhamdulillah film dokumenter kami “Sikola Sasake”ditetapkan sebagai juara ke-II. Mengingat proses pembuatan film ini tidaklah mudah. Ada banyak kendala mulai dari sulitnya akses jalan untuk menembus pedalaman Dusun Sasake yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 8 km kilometer dari Desa Seano, tim yang masih pemula, cuaca dan biaya selama produksi,”ujarnya.
Adapun proses syuting menurut Hendro hanya membutuhkan waktu tiga hari dua malam dengan menggunakan peralatan seadanya. “Syutingnya hanya tiga hari dua malam dengan hanya pakai mesin genset, jadi memang biaya besin lumayan besar untuk dua hari,”tambahnya.
Secara detil Hendro juga menuturkan kronologis dari lahirnya ide pembuatan film dokumenter tersebut, yang bermula dari informasi adanya seorang perempuan muda bernama Yulindra Lee yang secara sukarela mendirikan sekolah rumah dan mengajar di pedalaman dusun Sasake tanpa perhatian Pemerintah Daerah.
“Adapun latar belakang pembuatan film ini karena tahun 2019 saya melihat postingan kaka Elle (Yulindra-red) di sosial media, yang menyuarakan aspirasi kepada Pemerintah Daerah tentang keadaan Dusun Sasake, namun tidak mendapatkan tanggapan apapun. Akhirnya saya berinisiatif sendiri untuk turun survey 3 hari 2 malam dan saya temukan disana sangat butuh banyak bantuan. Setelah kembali dari sana, saya berinisiatif untuk membantu kaka Elle menyampaikan kondisi masyarakat disana dan salah satu cara yang efektif adalah membuat film,”terang Hendro.
Seperti yang kita ketahui, Dusun Sasake merupakan Dusun 1 dari Desa Seano Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah. Kondisinya yang memprihatinkan karena tidak tersentuh pembangunan oleh Pemerintah Daerah menyebabkan kehidupan warganya sangat jauh dari layak, tidak ada akses jalan raya, listrik, air bersih dan sekolah. Akibat tidak adanya pelayanan dasar seperti sekolah, anak-anak di dusun tersebut menjadi buta huruf (tidak bisa membaca, menulis, berhitung). Kondisi inilah yang memantik nurani kemanusiaan Yulindra Lee atau yang sapa kaka Elle untuk mengabdikan diri secara sukarela dengan mendirikan sekolah rumah Sasake dan mengajari anak-anak dusun Sasake menulis, membaca dan berhitung hingga kini meskipun tanpa digaji sekalipun. *(PRT)