ALAIMBELONG.ID – Banggai. Carut-marutnya Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Banggai Laut (Balut) yang akhir-akhir ini menjadi polemik dan sering dikeluhkan oleh Bupati Balut yang baru, Sofyan Kaepa, mengundang beragam persepsi yang dibumbuhi dengan narasi spekulatif bahwa “kas daerah kosong” yang dihembuskan oleh orang-orang dekat Bupati Sofyan Kaepa ke media sosial facebook. Hal tersebut mendapat respon dari berbagai kalangan diantaranya Achamd Buluah, Tokoh Sepuh sekaligus Pengamat Sosial Budaya di Balut
“STOP ! narasi daerah tidak punya uang. Adalah kebohongan besar ketika anda menyebutkan daerah tidak punya uang. Hadirkan lagi kejujuran pada narasi kita,
bahwa uang ke Kas Daerah Kabupaten itu secara otomatic oleh sistem telah ditransfer ke Kas Daerah pada setiap akhir bulan berjalan jam 24.00 sebesar 1/12 x DAU. Artinya uang daerah ada,”ucap Achamd Buluan sebagaimana dikutip dari akun facebooknya pada Kamis (28/5/2021).
Dalam postingan tersebut, tokoh sepuh yang akrab disapa Om Mad atau pak Presiden itu juga menyinggung polemik utang daerah kepada kontraktor yang banyak dipermasalahkan oleh orang-orang dekat Bupati Sofyan Kaepa, dan menyarankan agar dilakukan Reschiduling pembayarannya.
“Reschiduling ini mestinya disusun berdasarkan tanggal terjadinya hutang, dan jumlah besaran hutang. Ini untuk bisa diketahui setidaknya ada estimasi berapa besar beban kewajiban Pemda atas terjadinya kelambatan pelunasan ini,”ujarnya.
Namun model pembayaran Reschiduling seperti itu menurutnya, bisa dilakukan dengan persetujuan DPRD sebab pada tahap realisasi harus termuat pada DPA di Dinas (OPD-red) mana muncul hutang tersebut, sejauh hutang tersebut valid dan benar adanya.
“Jangan ada lagi hutang titipan siluman, maka Pemda seharusnya menyusun daftar hutangnya, kemudian disampaikan cara penangannya, untuk ada ketenangan bahkan kepastian bahwa tagihan piutang mereka pasti diselesaikan Pemda sesuai penjadwalan ulang yang termuat di DPA. Cobalah berfikir obyektif dan rasional biar uenak tenang,”imbuhnya.
Sementara itu, via akun facebook pula, Usman Alingkas birokrat putera daerah Banggai yang kini bermukim di Maluku itu turut memberikan komentar. Menurutnya, narasi kas daerah kosong itu adalah narasi yang memalukan.
“Kolaps dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) itu sama dengan jatuh, roboh, pingsan. Jadi kalau selalu kita dengungkan Kas Daerah Pemda Balut Kosong, saya khawatir tingkat kepercayaan masyarakat akan menurun, terutama kalangan investor. Investor mana yg mau berinvestasi di Balut kalau Kas Daerahnya Kosong, jadi hati-hati dalam memakai istilah Kas Daerah Kosong, dampaknya sangat luas,”ungkap usman alingkas melalui akunnya yang disertai emoji maaf. (ADN)