Jayapura, papuaframe.com – Setiap kita tentu sangat merindukan kehidupan yang damai, baik dengan keluarga, sahabat, lingkungan sekitar, bahkan setiap orang dimana saja. namun sangat sulit hal itu terwujud..!!, entah mengapa.!? tapi yang pasti itu yang kita hadapi dalam kehidupan tiap harinya.
Jika kita renungkan lebih jauh, maka tak ada yang Abadi, baik kehidupan kita maupun semua yang kita mikilikin, mungkin tepatnya kita dan semua yang kita miliki saat ini adalah fase sementara yang kita jalani demi mewujudkan keinginan dalam meraih sesuatu yang lebih layak dan Abadi untuk kehidupan yang kekal.
Tapi entahlah…!! dengan berbagai latar belang kehidupan yang berbeda dan Doktrin keyakinan yang berbeda pula, juga gambaran kehidupan sosial di Negeri kita saat ini maka bisa kita mengambil sebuah kesimpulan bahwa kita sedang menjalani sebuah kehidupan yang jika saya ibaratkan, kita sedang mendaki sebuah mired terbalik.
Berbagai tingkah dan perilaku hidup saat ini yang terbalik dari nilai bahkan etika hidup social kian terjadi, cerita perjuangan, dongeng sebelum tidur hingga pesan para leluhur dan orang tua yang tersirat berbagai nilai kehidupan semakin surut, lahirnya generasi demi generasi yang pada pundak mereka, herletak tanggungjawab dan harapan akan perubahan, malah seolah sirnah terhempas jaman.
Bila rotasi waktu dapat dikembalikan, apakah seluruh uraian harapan akan satu kedamaian yang hakiki harus kita berikan bagi mereka yang saat ini hanya kita kenang pada pusara tanpa nisan…?
Memperjuangkan kebenaran demi terwujudnya kedamaian bukan sesuatu yang mudah, berbagai peristiwa sulit terungkap bahkan tidak sedikit pula yang harus merelakan kenyamanan hingga nyawa mereka untuk sebuah kebenaran dan kenyamanan orang lain, sesunguhnya nilai serupa yang terus kita pertahankan dan perjuangkan, bukankah sebagai manusia semua kita memiliki hak yang sama?, terlepas dari tradisi dan adat istiadat local pada berbagai daerah yang masih mempertahankan system kerajaan, strata, ataupun kasta dalam kehidupan social masyarakat.
Hidup terkadang terasa sulit, terlebih bagi kita kaum pinggiran yang tak pernah apsen ketika dipanggil, namun berhenti untuk perjuang bukanlah pilihan, selama jarum jam masih berputar dan nadi masih berdeyut teruslah melangkah walau tertatih.
Selama jari tangan masih biterkepal dan bias memukul maka belum ada yang kalah dalam pertarungan untuk itu jangan pernah berhenti untuk berjuang demi kebenaran dan kedamaian.
(Redaksi)