ALAIMBELONG.ID – Luwuk. Aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh organisasi paguyuban Kerukunan Mahasiswa Indonesia Montolutusan Banggai (KaMIMo Banggai) untuk membantu biaya operasi bibir sumbing pada langit-langit (palatoschisis) yang dialami oleh Balita asal Desa Bondat Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Hari ini, Minggu (10/1/2021) jajaran Pengurus Harian Organisasi (PHO) KaMIMo Banggai menyerahkan total dana yang terkumpul kepihak orang tua balita Ramadhan.
“Setelah sebelumnya kita membuka aksi galang dana dalam dua bentuk cara membuka donasi melalui transfer ke nomor rekening KaMIMo Banggai dan juga aksi turun langsung ke jalan untuk galang dana, hari ini saya dan Wakil Ketua Umum dan Bendahara Umum, langsung mengantarkan dana yang terkumpul senilai Rp. 3.100.000 kepihak orang tua adik Ramadhan di Desa Bondat,”jelas Ketua Bidang Sosial dan Keagamaan PHO KaMIMo Banggai, Rico Chandra kepada Alaimbelong.id.
Dikatakannya, dana yang terkumpul itu bersumber dari dua bentuk metode penggalangan dana yang mereka lakukan, pertama melalui metode pengumuman open donasi yang di posting di akun-akun media sosial KaMIMo Banggai, dan yang kedua dengan langsung turun ke jalan yang dilakukan selama tiga hari di dua titik yaitu jalan perempatan lampu merah depan Bank Mega dan di wilayah Pasar Simpong.
“Dana yang masuk melalui transfer ke Nomor rekening sejumlah Rp. 300.000, dan yang diperoleh melalui aksi di jalan selama tiga hari senilai Rp. 2.880.000, sehingga total dana terkumpul Rp.3.100.000, rincian ini perlu kami sampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat yang sudah memberikan sumbangannya,”urainya.
Menyambung apa yang diterangkan Kabidnya, Wakil Ketua Umum KaMIMo Banggai, Israil B. Yalami menyatakan bahwa aksi sosial kemanusian berupa kegiatan penggalang dana semacam ini sudah menjadi salah satu dari tradisi organisasi KaMIMo Banggai yang akan terus dijaga selain diskusi rutin dan aksi dalam mengadvokasi isu- isu daerah.
“Jadi aksi sosial kemunusiaan dalam bentuk galang dana untuk biaya kesehatan warga yang membutuhkan namun susah akan terus kami lakukan, karena ini adalah tradisi organisasi, karena kami percaya di dalam nilai-nilai Montolutusan yang humanis, ada semangat persatuan dan gotong royong disitu,” terangnya.
Selain itu kata Israil, aksi kemanusiaan ini juga mereka lakukan sebagaibentuk kritik terhadap Pemerintah Daerah yang gagal memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang murah dan bahkan gratis bagi warga masyarakat yang berekonomi lemah.
“Tradisi ini juga sengaja kami lakukan sebagai cara kami yang paling halus dalam mengkritik Pemda kita yang telah gagal hadir dalam memberikan jaminan kesehatan yang murah dan gratis bagi masyarakat,”tutupnya. (NAS)