ALAIMBELONG.ID – Luwuk. Tim Peneliti dari Universitas Gunadarma Jakarta, Sabtu (9/10/2021) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan Kerukunan Mahasiswa Indonesia Montolutusan Banggai (KaMIMo Banggai) di sekretariat Jl. Sutarjo Kelurahan Luwuk, dengan narasumber utama ketua tim peneliti, Dr. Nuriyati Samatan, Dra.,M.Ag.
Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 50 orang peserta dari kader KaMIMo Banggai itu bertajuk Implementasi Kebijakan Kearifan Lokal dalam Membangun Suku Bangsa Banggai.
Mengawali diskusi tersebut, akademisi perempuan kelahiran Bangkurung itu memaparkan secara ringkas peradaban budaya Banggai dan bagaimana semestinya pemuda dan mahasiswa mengambil peran strategis.
“Pemuda khususnya mahasiswa adalah komunitas dan sosok yang berpengaruh pada keberlangsungan suatu bangsa, tidak terkecuali kelompok bangsa seperti suku bangsa Banggai. Karenanya itu, kita sekalian tidak boleh melupakan identitas kita sebagai orang Banggai,”ungkapnya.
Disela-sela diskusi yang berlangsung dialogis dan santai itu, selain peserta yang bertanya Dr. Nuriyati juga sempat bertanya kepada para peserta diskusi tentang nilai-nilai apa saja dalam suku bangsa yang mereka ketahui.
“Saya mau bertanya kepada seluruh peserta apakah masi ada semangat gotongroyong di daerah kalian,”tanya Nuriyati.
Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh beberapa orang peserta, diantaranta adalah Ketua Umum KaMIMo Banggai, Abdul Kadim Anuar.
“Semangat gotong-royong itu masih ada dan berkembang sampai sekarang. Contohnya di KaMIMo Banggai nilai-nilai tersebut selain menjadi slogan juga menjadi ideologi KaMIMo Banggai yaitu Montolutusan,”jawab Kadim.
Selain itu, Kadim juga menjelaskan tentang nilai-nilai Totuukon Sangkap yang hidup dan menjadi ajaran di dalam kurikulum pengkaderan KaMIMo Banggai.
“Selain itu bu, lebih dalam lagi kita masih punya nilai-nilai kebijaksanaan, seperti Totuukon Sangkap yang Moloyos doi Temeneno, Monikil doi Utus, Moliyos doi Kakabai dan Monondok doi Bundu,”tambahnya.
Mendengar jawaban dari para peserta, khususnya dari ketua Umum KaMIMo Banggai tersebut, Kandidat Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma itu, menekankan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai kearifan lokal banggai sebagai identitas budaya suku bangsa Banggai.
Di penghujung diskusi, Dr. Nuriyati mengungkapkan kekhawatirannya akan ancaman kepunahan pada masyarakat adat Banggai apabila tidak mampunya nilai-nilai identitas kebudayaannya.
“Saya menekankan hal ini karena itu penting, kita sebagai suku bangsa Banggai, kalau tidak kita jaga, maka identitas kita sebagai suku bangsa akan punah, dan ini serius,”tegasnya.
Menurut Dr. Nuriyati, ada beberapa poin yang dapat menjadi penyebab identitas suku bangsa Bangga terancam punah, yaitu : (1). Hilangnya arah dan tujuan pibadi atau jati diri. (2). Tidak Punya dokumen atau catatan suku bangsa yang terbuku-kan. (3). Kita tidak mampu menginternalisasikan nilai-nilai ke Banggaian ke generasi berikutnya, dan (4). Bahasa Banggai memudar, generasi muda tidak lagi cakap berbahasa daerah,”tutur Nuriyati.
Kurang lebih dua jam berlangsung, diskusipun diakhiri dengan foto dan makan bersama peserta FGD KaMIMo Banggai, serta menyanyikan lagu-lagu berbahasa Banggai. (Tr-Ad)